Pelajar hari ini adalah pemimpin masa depan negeri!
Setiap langkah kecil menuju ilmu adalah lompatan besar menuju cita-cita.

Paling banyak dibaca:

    Curhat Bapak-Bapak 001 - “Kayaknya Saya Butuh Liburan Seminggu,”


    https://basando.blogspot.com/

    Curhat Bapak-Bapak 001 - Renungan Hari Jumat, 29 November 2025


    ... lelah, tapi hati tetap semangat. Kadang saya bercanda ke diri sendiri: “Kayaknya saya butuh liburan seminggu.” 


    bapak-bapak tua ubanan berkaca mata



    Hari ini rasanya panjang banget, tapi ya begitulah hidup bapak-bapak—jalan terus meski napas sudah ngos-ngosan. Pagi dimulai dengan pelatihan IHT tentang Panca Waluya. Sebenarnya materinya menarik, cuma kadang kepala ini harus kerja ekstra buat tetap fokus. Kopi gelas kedua pun akhirnya jadi penyelamat supaya mata tidak merem sendiri.

    Belum sempat benar-benar mencerna hasil pelatihan, sudah lanjut lagi ke pertemuan diskusi dengan para guru dari sekolah lain. Topiknya soal murid—nilai rapor, ijazah, sampai prediksi setelah lulus. Diskusinya seru, tapi ya lumayan bikin kepala penuh, karena tiap sekolah pasti punya versi masalahnya sendiri. Tetap saja, ada rasa bangga juga sih, bisa tukar pikiran dan nyari solusi bareng.

    Siang harinya, saya kembali ke meja kerja buat persiapan ujian PSAS. Ini nih bagian yang bikin napas naik turun—nyiapin kisi-kisi, memastikan perangkat sudah sesuai, dan ngecek lagi hal-hal kecil yang entah kenapa selalu muncul mendadak. Kadang saya mikir, kalau ujian bisa menyiapkan dirinya sendiri, mungkin hidup akan lebih damai.

    Belum selesai urusan itu, masuk lagi ke KBM di kelas. Anak-anak seperti biasa… rame, semangat, kadang bikin pusing tapi ya bikin ketawa juga. Meski capek, bagian ini yang paling terasa “hidup”, karena di sinilah saya ingat lagi kenapa saya jadi guru.

    Dan tentu saja, sebagai penutup hari, masih ada ritual antar-jemput anak sekolah. Macet sore hari sudah seperti kawan lama yang tak pernah absen. Tapi begitu lihat anak naik mobil sambil cerita heboh tentang harinya, rasa capek pelan-pelan ngalah juga.

    Secara keseluruhan… ya lelah, tapi hati tetap semangat. Kadang saya bercanda ke diri sendiri: “Kayaknya saya butuh liburan seminggu,” tapi ya besok pagi pasti bangun lagi dan ngulang hal yang mirip-mirip. Begitu terus, dan entah bagaimana, tetap terasa berharga.


    .







    Ngomong-ngomong soal capek, sebenarnya di hati kecil ini sudah ada harapan manis: liburan setelah bagi rapor. Wah, membayangkannya saja sudah bikin bahu yang pegal terasa sedikit longgar. Bayangin bangun tanpa alarm, duduk santai sambil ngopi tanpa buru-buru, atau sekadar rebahan sambil pura-pura lupa tanggal. Nikmatnya dunia, kan?

    Tapi ya namanya juga guru… liburan itu kadang cuma ilusi manis di kalender. Soalnya, begitu lihat jadwal, eh ternyata sudah ada kegiatan yang siap antre: laporan, laporan, dan… laporan lagi. Seolah-olah pekerjaan ini tahu saya sedang bermimpi, lalu langsung ngetok pintu sambil bilang, “Pak, jangan bahagia dulu.”

    Jadi kemungkinan liburan itu? Yah… tipis, Pak. Tipis sekali. Tapi setidaknya menghayal sebentar boleh lah. Paling tidak buat nge-charge mental sebelum kembali berkutat dengan angka, tabel, dan tanda tangan.

    Kadang saya bilang ke diri sendiri, “Sudahlah, nanti juga selesai,” sambil menepuk pundak sendiri yang kaku. Siapa tahu, di antara tumpukan berkas itu ada rezeki waktu lowong satu-dua hari buat sekadar bernapas lega. Kalau pun tidak, ya semoga khayalannya cukup buat bikin hati sedikit sejuk.

    Begitulah hidup bapak-bapak: liburannya belum ada, tapi semangat pura-puranya tetap jalan. Tetap semangat, ya diriku sendiri.




    Sumber:



    Tidak ada komentar:

    Harap beri komentar yang positif. Oke boss.....

    Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

    Pengikut

    Diberdayakan oleh Blogger.