Di beberapa negara lain selain Indonesia juga terdapat budaya atau fenomena serupa dengan malam 1 Suro atau 1 Muharam di Indonesia, yaitu perayaan Tahun Baru Islam yang bercampur dengan tradisi lokal. Berikut beberapa contoh:
1. Ashura (عاشوراء)
-
Asal Negara: Negara-negara Timur Tengah, Iran, Irak, Pakistan, India
-
Penjelasan:
Ashura jatuh pada 10 Muharam, bukan 1 Muharam, namun sangat erat kaitannya. Bagi umat Syiah, ini adalah hari berkabung atas wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, Imam Husain, dalam tragedi Karbala. Dirayakan dengan pawai duka, puisi-puisi ratapan, dan dalam beberapa tradisi, bahkan penyiksaan diri simbolis.
Di kalangan Sunni, Ashura lebih dikenal sebagai hari puasa sunah dan mengenang peristiwa Nabi Musa.
2. Muharram Processions
-
Asal Negara: India (khususnya wilayah Hyderabad dan Lucknow)
-
Penjelasan:
Warga Muslim India, baik Sunni maupun Syiah, mengadakan arak-arakan (tazia) yang mirip dengan kirab, sambil membawa replika makam Imam Husain. Ini merupakan bentuk penghormatan dan kontemplasi, seperti halnya tirakat di malam 1 Suro.
3. Awal Muharram Festival
-
Asal Negara: Malaysia dan Brunei
-
Penjelasan:
Di Malaysia dan Brunei, 1 Muharam disebut "Awal Muharram" atau "Maal Hijrah". Dirayakan sebagai hari libur nasional, dengan kegiatan seperti:-
Ceramah agama
-
Doa akhir dan awal tahun
-
Pemberian penghargaan kepada tokoh-tokoh Islam
Tradisinya lebih formal dan administratif dibandingkan Indonesia, tapi tetap kental nuansa spiritual.
-
4. Hijri New Year Celebrations
-
Asal Negara: Turki
-
Penjelasan:
Meskipun tidak sekuat perayaan Idul Fitri, sebagian masyarakat Turki memperingati 1 Muharam dengan kajian agama, pembacaan doa, dan refleksi hijrah Nabi. Tidak ada ritual khusus seperti di Jawa, namun tetap dihormati sebagai momen suci.
5. Tabot / Tabuik Festival
-
Asal Negara: Indonesia (Sumatra Barat dan Bengkulu, pengaruh budaya India dan Syiah)
-
Penjelasan:
Tabot di Bengkulu dan Tabuik di Pariaman adalah ritual peringatan wafatnya Imam Husain, mirip dengan Ashura di Timur Tengah. Dipenuhi dengan arak-arakan, musik tradisional, dan bangunan replika yang kemudian dihanyutkan ke laut.
🔍 Kesimpulan
Meskipun nama dan bentuknya berbeda, banyak negara memperingati awal Muharam atau hari-hari penting di bulan Muharam dengan nuansa spiritual, ritual, bahkan kesenian tradisional. Ini menunjukkan bahwa agama dan budaya lokal selalu saling berinteraksi, membentuk kekayaan warisan yang unik di setiap wilayah.
Tidak ada komentar:
Harap beri komentar yang positif. Oke boss.....
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.